Public Speaking Datangkan Motivator Dunia
![]() |
Dari kiri, Taufik Hidayah(motivator muda UTM), azizi dan bapak untung (Motivator Dunia) foto bersama setelah acara talk show. |
Keterbatasan fisik bagi sebagian orang bisa menjadi beban yang sangat di permasalahkan, namun tidak demikian bagi Bapak Untung yang sekarang menjadi bintang tamu di acara TALK SHOW Satu Jam Lebih Dekat dengan tema "Menumbuhkan Semangat Dengan Kesederhanaan" yang diadakan oleh Komunitas Public Speaking UTM yang bertempat di Gedung Cakra. Selain menjadi motivator dunia beliau juga menjadi seorang guru honorer di salah satu sekolah di kabupaten sumenep madura (08/10/17).
Pak Untung tidak memiliki kedua lengan adalah sebuah fakta, namun semua kekurangan yang dimiliki Pak Untung tidak pernah membuatnya menjadi orang yang lemah. Ia tetap menjadi seorang yang optimis dan tetap bekerja dengan giat seperti orang normal yang lain. Profesi mulianya sebagai seorang guru tetap ia jalani dengan ikhlas dan sepenuh hati.
“Pak Untung menginspirasi banyak mahasiswa hari ini. Dengan kekurangan itu beliau menunjukkan bahwa beliau bisa melakukan apa bisa kita lakukan, bahkan beliau bisa melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan,” kata mahasiswa yang enggan di sebutkan namanya itu.
![]() |
Meskipun tidak memiliki kedua tangan, Bapak Untung tetap membuktikan bahwa ia juga bisa menulis dengan baik dan benar. |
"Tidak disangka-sangka acara Talk show satu jam lebih dekat yang diadakan oleh komunitas public speaking acaranya sangat luar biasa dan bisa di katakan seperti acara Kik andy dan mata najwa. Banyak peserta yang terkesima dan takjub dengan acara ini sehingga peserta menyimak kisah-kisah dari sang motivator dunia yaitu Bapak Untung dan motivator muda UTM yaitu Taufik Hidayah seorang mahasiswa yang pernah menjadi TKI di Malaysia. Peserta juga sangat terharu mendendengarkan kisah dari kedua narasumber tersebut." lanjutnya
Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup perjuangan Bapak Untung ini. Tentunya adalah perjuangan yang tidak kenal lelah dalam menghadai kerasnya kehidupan dengan keadaan fisik yang tidak genap. Bisa kita bayangkan, bagaimana beratnya Beliau membiasakan melakukan sesuatu dengan kakinya karena tidak ada lengan. Jika Beliau tidak memiliki keinginan keras untuk maju dan berkembang tentu akan menyerah begitu saja pada keadaan dan mengharap kasihan dari orang lain.
"Warnailah hidup ini penuh makna, Jangan maknai hidup ini penuh warna " dawuh bapak untung.